Pradeka Brilyan P

www.merajutmakna.blogspot.co.id and www.dakwatuna.com/author/deka/#axzz3tsNrR8Ji
Find me at https://www.facebook.com/deka.emangbrilyan or https://twitter.com/PradekaBrilyanP
About Me
Mahasiswa Sebuah Perguruan Tinggi di Kota Bogor. Sangat suka dengan membaca dan menulis. Menyukai dunia kepenulisan karena berharap paling tidak ada suatu karya yang bisa dihasilkan dan bermanfaat bagi orang lain. Ke depannya berharap bisa menulis sebuah buku. Penulis saat ini juga bercita-cita menjadi seorang dosen.

Kamis, 02 November 2017



 Pertemuan Perdana Pramuda FLP Angkatan 10

Bogor (30/10), Forum Lingkar Pena (FLP) chapter Bogor mengadakan sebuah acara temu Pramuda Angkatan 10 di sekretariat FLP daerah Gunung Batu. Forum ini diselenggarakan untuk memberikan gambaran dan memperkenalkan FLP pada anggota baru. Peserta yang hadir dalam acara ini berkisar 21 orang dan berasal dari berbagai latar belakang profesi dan juga umur. Dimulai pada pukul 8.30, sesi awal pada pertemuan kali ini diisi dengan lantunan ayat suci Al Quran dan diteruskan dengan perkenalan antar para peserta pramuda dan juga panitia. Sesi berikutnya adalah penjelasan kontrak kerja oleh pengurus sebelumnya, dan pemilihan ketua kelas flp angkatan 10. Adalah Ahmad Sibli yang kemudian diamanahi pada peran tersebut.



Sebelum masuk acara inti, intermezo dan game merekah untuk menghangatkan suasana. Masuk dalam materi inti, para peserta mendapatkan bahan mengenai puisi yang diberikan oleh Ahmad Sastra. Beliau adalah ketua flp bogor angkatan pertama sekaligus seorang dosen di salah satu perguruan tinggi di bogor. Lebih lanjut, beliau menjelaskan bahwa puisi adalah sebuah karya sastra dari kontempelasi sebuah pemikiran, perasaan, atau sesuatu yang kita lihat. Disusun dengan menggunakan bahasa yang kaya makna dengan suatu ekspresi diksi. Dalam penjelasannya, ahmad sastra juga memberikan contoh beberapa puisi karangannya.  Beberapa puisi ia ciptakan untuk orang-orang yang dicintainya seperti ibu, istri, juga anak-anak beliau. Selain itu, puisi mengenai kontempelasi sebuah pemikiran juga diciptakan yang salah satunya berjudul “Jangan Teriak Merdeka, Malu Kita”.
Di akhir sesi utama, ahmad sastra memberikan buah tangan berupa buku pada para peserta yang bertanya kepada beliau. Setelah itu, sesi selanjutnya ditutup dengan doa dan foto bersama. Dalam pertemuan perdana ini terdapat penugasan bagi pramuda angkatan 10 untuk membuat sebuah reportase dan puisi. Hal ini juga akan dilakukan pada beberapa pertemuan berikutnya untuk mendorong pramuda angkatan 10 dalam mengembangkan potensi menulis masing-masing individu. Dan harapannya, para pramuda dapat mengikuti serangkaian kegiatan hingga pertemuan ke-8 yang jatuh pada hari minggu 17 Desember 2017.

-Pradeka Brilyan P-

0 komentar:

Posting Komentar