Pradeka Brilyan P

www.merajutmakna.blogspot.co.id and www.dakwatuna.com/author/deka/#axzz3tsNrR8Ji
Find me at https://www.facebook.com/deka.emangbrilyan or https://twitter.com/PradekaBrilyanP
About Me
Mahasiswa Sebuah Perguruan Tinggi di Kota Bogor. Sangat suka dengan membaca dan menulis. Menyukai dunia kepenulisan karena berharap paling tidak ada suatu karya yang bisa dihasilkan dan bermanfaat bagi orang lain. Ke depannya berharap bisa menulis sebuah buku. Penulis saat ini juga bercita-cita menjadi seorang dosen.

Jumat, 21 Agustus 2015


Cintalah..
yang memungkinkan kita
mengubah dunia kita
menjadi sepenggal firdaus..
~Anis Matta~

Begitulah kata beliau ustadz Anis Matta dalam Serial Cintanya. Seperti angin yang membadai, tak terlihat hanya bisa dirasakan, tapi dahsyat.

Pada saatnya ia akan hadir dalam hidupmu, hadir dari keluhuran hati yang paling dalam. Nantinya ia akan menyentuh hatimu dengan begitu lembut begitu halus. Ia akan menyapa dan mendekapmu seraya berkata “Assalamu’alaikum Cinta”.
 
Begitulah Sang Maha Pencipta mengerti akan kesejatian manusia. Ia menciptakan ciptaanNya dengan begitu sempurna, maka Ia anugrahkan perasaan yang begitu lembut dan halus tetapi begitu menggelora dalam jiwa, itulah cinta.

 “Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, Yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga).” (QS. Ali-Imran (3): 14).

Begitulah Ia Sang Maha Mengetahui mengerti akan fitrah ciptaanNya maka ia menempatkan kecintaan pada pasangan di posisi pertama dari segala kecintaan dunia yang dimiliki manusia yang Allah tegaskan sebagai kesenangan dan perhiasan hidup dunia. 

Ia menempatkan kecintaan pada pasangan hidup pada posisi pertama karena Ia mengerti kecintaan akan hal-hal lain dapat muncul setelah cinta ini dilalui.

Maka ketika rasa cinta itu hadir dan mengejawantah dalam hati biarkan ia menyeruak karena sejatinya tidak ada yang salah dengan rasa cinta yang kita miliki. Yang terkadang dan sering menjadi salah adalah “follow up, keberlanjutan, penyikapan” setelah kita jatuh cinta. Keberlanjutan dari apa yang kita rasakan itulah yang akan dihisab dan dipertanggung jawabkan.

Maka ketika jatuh cinta biarkan rasa itu tumbuh untuk terus memberikan energi untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan cinta. Energi yang melejitkan semua potensi diri. Seperti pohon yang mulanya menyerap matahari kata ustadz Anis Matta, untuk kemudian mengeluarkan semua kebajikan yang ada dalam dirinya; buahnya; keindahannya.

Ketika rasa itu datang maka kembalikan rasa cinta itu pada Sang Pemiliki Cinta maka kelak Ia yang akan menjaga dan merawat rasa yang tumbuh dalam lubuk hati. Biarkan rasa itu tumbuh menjadi energi untuk terus dapat memantaskan, memperbaiki, dan mempersiapkan diri.

“..Wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laik-laki yang baik untuk wanita yang baik” (QS. An-Nur : 26)


0 komentar:

Posting Komentar