Cintalah..
yang
memungkinkan kita
mengubah
dunia kita
menjadi
sepenggal firdaus..
~Anis
Matta~
Begitulah
kata beliau ustadz Anis Matta dalam Serial Cintanya. Seperti
angin yang membadai, tak terlihat hanya bisa dirasakan, tapi dahsyat.
Pada saatnya ia akan hadir dalam hidupmu, hadir dari keluhuran hati yang paling dalam. Nantinya ia akan menyentuh hatimu dengan begitu lembut begitu halus. Ia akan menyapa dan mendekapmu seraya berkata “Assalamu’alaikum Cinta”.
Begitulah Sang Maha
Pencipta mengerti akan kesejatian manusia. Ia menciptakan ciptaanNya dengan
begitu sempurna, maka Ia anugrahkan perasaan yang begitu lembut dan halus
tetapi begitu menggelora dalam jiwa, itulah cinta.
“Dijadikan indah pada (pandangan) manusia
kecintaan kepada apa-apa yang diingini, Yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta
yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan
sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat
kembali yang baik (surga).” (QS. Ali-Imran (3): 14).
Begitulah Ia Sang Maha Mengetahui
mengerti akan fitrah ciptaanNya maka ia menempatkan kecintaan pada pasangan di
posisi pertama dari segala kecintaan dunia yang dimiliki manusia yang Allah
tegaskan sebagai kesenangan dan perhiasan hidup dunia.
Ia menempatkan kecintaan pada
pasangan hidup pada posisi pertama karena Ia mengerti kecintaan akan hal-hal
lain dapat muncul setelah cinta ini dilalui.
Maka ketika rasa cinta itu hadir dan
mengejawantah dalam hati biarkan ia menyeruak karena sejatinya tidak ada yang
salah dengan rasa cinta yang kita miliki. Yang terkadang dan sering menjadi
salah adalah “follow up, keberlanjutan,
penyikapan” setelah kita jatuh cinta. Keberlanjutan dari apa yang kita
rasakan itulah yang akan dihisab dan dipertanggung jawabkan.
Maka ketika jatuh cinta biarkan rasa
itu tumbuh untuk terus memberikan energi untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan
cinta. Energi yang melejitkan semua potensi diri. Seperti pohon yang mulanya
menyerap matahari kata ustadz Anis Matta, untuk kemudian mengeluarkan semua
kebajikan yang ada dalam dirinya; buahnya; keindahannya.
Ketika rasa
itu datang maka kembalikan rasa cinta itu pada Sang Pemiliki Cinta maka kelak
Ia yang akan menjaga dan merawat rasa yang tumbuh dalam lubuk hati. Biarkan rasa
itu tumbuh menjadi energi untuk terus dapat memantaskan, memperbaiki, dan mempersiapkan
diri.
“..Wanita
yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laik-laki yang baik untuk wanita
yang baik” (QS. An-Nur : 26)
0 komentar:
Posting Komentar